Kendati bukan berlatar belakang sebagai pekerja perbengkelan dan teknisi, I Ketut Suastana mampu membuat sebuah alat bantu panjat pohon kelapa yang memanfaatkan. Bahannya dari besi dan pipa bekas.
___
JULIADI, Tabanan
___
SUATU hari, I Ketut Suastana mendengar keluhan warga tentang sulitnya mencari tukang panjat kelapa. Sudah minim yang mau melakoni pekerjaan ini. Dan anak muda juga jarang mau menekuni.
Selain itu, kata dia, selama ini memanjat pohon kelapa dengan cara memanjat menggunakan kaki berisiko tinggi pada keselamatan. Tidak terjamin. Apalagi berada di ketinggian.
“Maka itu saya ciptakan alat bantu panjat pohon kelapa dari bahan besi dan pipa bekas,” ungkap Suastana ketika ditemui di rumahnya, di Banjar Lodalang, Desa Kukuh, Marga, Tabanan, Selasa (27/4).
Ia pun berpikir. Bagaimana caranya membuat alat untuk memudahkan memanjat kelapa. Karena bukan berlatar dari teknik atau perbengkelan, ia pun mencari referensi. Youtube menjadi sandarannya.
Dan ketemu. Suardana mulai mempraktikan. Ia memanfaatkan sejumlah barang bekas yang ada di rumahnya. Barang-barang itu berupa sisa-sisa besi pipa bekas, dan kawat baja.
Barang bekas ini ia dapat dari sisa anaknya membuat tempat olahraga. Daripada sisa potongan besi dan pipa bekas dibuang begitu saja dan tidak terpakai, makai a memanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna.
“Kasihan lihat beli besi mahal-mahal dia beli. Saya kumpulkan (tiang kumpulin) besi tersebut. Sehingga merakit menjadi alat bantu panjat pohon kelapa dan alat ini saya gunakan sudah satu tahun memanjat pohon kelapa,” jelasnya.
Dia menjelaskan, proses perakitannya terbilang mudah. Hanya membutuhkan waktu sehari. Meski demikian, uji coba alat bantu panjat pohon kelapa membutuhkan waktu berhari-hari. Mulai sisi kenyaman alat digunakan, cara penggunaan serta bagaimana terjaminnya keselamatan ketika memanjat pohon kelapa.
“Sehingga ketika digunakan alat tersebut perasaan akan takut terjatuh dan takut dengan ketinggian sudah tidak ada lagi. Artinya nyaman dipakai,” tuturnya. (bersambung)