DENPASAR – Angka 60 persen dipatok tim pemenangan paket Koster – Cok Ace di Kota Denpasar yang dikenal sebagai basis cagub Koalisi Rakyat Bali, Rai Mantra – Sudikerta.
Angka ini dipandang cukup realistis mengingat ada pergeseran politik yang cukup signifikan di Kota Denpasar.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, saat ini banyak kelompok masyarakat yang aktif mendekat dan berkomunikasi dengan Koster – Ace.
Di antaranya kelompok perantauan Ikatan Warga Banyuwangi (Ikawangi) dan kelompok warga Minang.
“Masih banyak lagi kelompok masyarakat selain Ikawangi dan Minang yang tidak bisa saya sebutkan. Kelompok ini bisa menjadi kartu as kami. Kalau kami sebutkan semua bisa digarap paket sebelah,” tegas Agus.
Tantangan yang dihadapi Koster – Ace di Denpasar menurut Agus, selain merupakan kandang Rai Mantra, yakni hari raya Idul Fitri yang jatuh dua pekan sebelum coblosan 27 Juni.
Pihaknya khawatir kelompok muslim yang besar terlalu lama mudik hingga tidak balik saat coblosan hari H.
“Tapi, kami sudah mendapat jaminan dari saudara kami dari PKB, PPP dan PAN, warga muslim akan balik pada 27 Juni. Itulah yang menjadi salah satu modal kami,” papar Kadek Agus.
Pernyataan Agus diamini Sekretaris DPC PKB Denpasar, Muhamad Ruslan Abdul Gani. “Kami sudah turun hingga tingkat anak ranting untuk memenangkan Koster – Ace,” kata Gani.
Yang menarik, Agus menyebut hasil pemilihan wali kota (Pilwali) 2015 lalu tidak bisa dijadikan tolokukur.
Meski Rai Mantra – Jaya Negara menang 82 persen, tapi Rai Mantra waktu itu diusung PDIP. Bahkan, Jaya Negara yang menjadi wakil wali kota saat ini menjadi Sekretaris DPD PDIP Bali, siap memenangkan Koster – Ace.
Kemenangan Rai Mantra karena dukungan mesin politik PDIP. Apalagi, kalau angka golput ditambah suara paket yang kalah justru lebih besar dari suara Rai Mantra.
“Yang bisa dijadikan tolokukur adal perolehan suara Pileg, bukan Pilwali,” tukas pria berkacamata itu.