26.5 C
Jakarta
21 November 2024, 2:12 AM WIB

Keras, NasDem Bali “Kutuk” Hoax 7 Kontainer Surat Suara

DENPASAR – Hoax Ratna Sarumpaet jilid 2 berlanjut. Topiknya soal surat suara Pemilu 2019. Dikabarkan ada sebanyak tujuh kontainer dalam kondisi tercoblos dan berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Jokowi-Ma’ruf Amin dibidik oknum tak bertanggung jawab. Meski faktanya KPU RI belum mencetak surat suara, tak sedikit masyarakat yang “termakan” berita hoax tersebut.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersikap. Mereka melaporkan perkara hoax itu ke Badan Reserse Kriminal Polri.

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, pelaporan dilakukan dalam rangka menunaikan kewajiban untuk membuat pemilu berjalan aman, damai, luber, jurdil.

Apabila ada ancaman atau tindakan-tindakan yang mengganggu jalannya pemilu, Arief memastikan akan melawan.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan tim Cyber Crime Mabes Polri dan Polda Metro Jaya akan mencari pelaku yang menyebarkan hoax sekaligus lokasi penyebaran isu bohong tersebut.

Sebagaimana diketahui Sekjen Partai Demokrat Andi Arief melalui akun twitter @AndiArief pada Rabu (2/1) pukul 20.05 WIB sempat menyinggung perihal hoax tersebut.

Andi Arif menulis “kabarnya ada tujuh kontainer surat suara di Tanjung Priok. Mohon dicek”. Hasto Kristiyanto menilai pernyataan tersebut tanpa dasar dan memenuhi delik hukum untuk dipersoalkan.

Isu hoax surat suara Pemilu 2019 sebanyak tujuh kontainer dalam kondisi sudah tercoblos pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin itu membuat “keruh” kondisi politik nasional, termasuk Bali.

Buktinya, isu hoax tersebut memenuhi obrolan di media sosial berkonten wilayah di Pulau Dewata. Kabar hoax yang beredar itu menyebut ada 70 juta surat suara yang sudah dicoblos di nomor urut 01 dalam tujuh kontainer.

Di rekaman itu juga menyebutkan surat suara itu berasal dari China dan sudah disita TNI AL.

Menyikapi hoax surat suara sekaligus serangan terhadap Jokowi yang pertama kali di-share Sekjen Partai Demokrat Andi Arief dan Tengku Zulkarnain, DPW NasDem Bali mengaku “gerah”.

Ketua DPW NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa mengutuk kejahatan penyebaran berita bohong yang tak berhenti bahkan semakin menjadi-jadi.

“Pihak penegak hukum harus mengusut tuntas persoalan ini. Karena sudah mengancam keutuhan negara,” tegasnya Sabtu (5/1) pagi.

Kepada seluruh kader NasDem Bali, Oka Gunastawa yang kini berstatus caleg DPR RI nomor urut 1 berpesan agar selalu waspada.

Agar masyarakat tak terpapar berita bohong dia mengajak masyarakat melakukan pemantauan secara efektif dan berkesinambungan terhadap konten-konten hoax.

“Jika ada langsung lakukan dokumentasi digital agar dipertanggungjawabkan. NasDem berkomitmen jadi garda terdepan memerangi hoax,” tegasnya.

Lebih lanjut, politisi yang pernah menjabat Ketua Umum Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT/BEM) Universitas Udayana 1993-1994 meyakini masyarakat Bali memiliki kemampuan melawan berita hoax.

Pasalnya, ruang-ruang publik masih hidup di Bali. Salah satunya bale banjar. “Kebiasaan bertutur secara lisan entah di bale banjar, pura, dan ruang publik lain membuat hal besar jadi obrolan santai.

Akan terjadi tukar informasi secara alami. Mungkin ada perdebatan. Budaya bertutur inilah yang otomatis membuat berita hoax cepat tertangani,” tegas pria murah senyum itu.

Terhadap oknum penyebar hoax yang diduga kuat adalah Sekjen Partai Demokrat Andi Arief dan Tengku Zulkarnain, Oka Gunastawa meminta aparat berwenang tak pandang bulu.

Siapapun pelaku penyebaran hoax tersebut, tekannya harus diproses sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

“Saya sangat menyayangkan bila ternyata dalam proses penyidikan atau persidangan nanti terbukti bahwa hoax ini direncanakan.

Semoga itu tidak terjadi,” tegasnya sembari berharap para politisi Pulau Dewata tidak main-main dengan hoax. (rba)

DENPASAR – Hoax Ratna Sarumpaet jilid 2 berlanjut. Topiknya soal surat suara Pemilu 2019. Dikabarkan ada sebanyak tujuh kontainer dalam kondisi tercoblos dan berada di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Jokowi-Ma’ruf Amin dibidik oknum tak bertanggung jawab. Meski faktanya KPU RI belum mencetak surat suara, tak sedikit masyarakat yang “termakan” berita hoax tersebut.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersikap. Mereka melaporkan perkara hoax itu ke Badan Reserse Kriminal Polri.

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, pelaporan dilakukan dalam rangka menunaikan kewajiban untuk membuat pemilu berjalan aman, damai, luber, jurdil.

Apabila ada ancaman atau tindakan-tindakan yang mengganggu jalannya pemilu, Arief memastikan akan melawan.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan tim Cyber Crime Mabes Polri dan Polda Metro Jaya akan mencari pelaku yang menyebarkan hoax sekaligus lokasi penyebaran isu bohong tersebut.

Sebagaimana diketahui Sekjen Partai Demokrat Andi Arief melalui akun twitter @AndiArief pada Rabu (2/1) pukul 20.05 WIB sempat menyinggung perihal hoax tersebut.

Andi Arif menulis “kabarnya ada tujuh kontainer surat suara di Tanjung Priok. Mohon dicek”. Hasto Kristiyanto menilai pernyataan tersebut tanpa dasar dan memenuhi delik hukum untuk dipersoalkan.

Isu hoax surat suara Pemilu 2019 sebanyak tujuh kontainer dalam kondisi sudah tercoblos pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin itu membuat “keruh” kondisi politik nasional, termasuk Bali.

Buktinya, isu hoax tersebut memenuhi obrolan di media sosial berkonten wilayah di Pulau Dewata. Kabar hoax yang beredar itu menyebut ada 70 juta surat suara yang sudah dicoblos di nomor urut 01 dalam tujuh kontainer.

Di rekaman itu juga menyebutkan surat suara itu berasal dari China dan sudah disita TNI AL.

Menyikapi hoax surat suara sekaligus serangan terhadap Jokowi yang pertama kali di-share Sekjen Partai Demokrat Andi Arief dan Tengku Zulkarnain, DPW NasDem Bali mengaku “gerah”.

Ketua DPW NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa mengutuk kejahatan penyebaran berita bohong yang tak berhenti bahkan semakin menjadi-jadi.

“Pihak penegak hukum harus mengusut tuntas persoalan ini. Karena sudah mengancam keutuhan negara,” tegasnya Sabtu (5/1) pagi.

Kepada seluruh kader NasDem Bali, Oka Gunastawa yang kini berstatus caleg DPR RI nomor urut 1 berpesan agar selalu waspada.

Agar masyarakat tak terpapar berita bohong dia mengajak masyarakat melakukan pemantauan secara efektif dan berkesinambungan terhadap konten-konten hoax.

“Jika ada langsung lakukan dokumentasi digital agar dipertanggungjawabkan. NasDem berkomitmen jadi garda terdepan memerangi hoax,” tegasnya.

Lebih lanjut, politisi yang pernah menjabat Ketua Umum Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT/BEM) Universitas Udayana 1993-1994 meyakini masyarakat Bali memiliki kemampuan melawan berita hoax.

Pasalnya, ruang-ruang publik masih hidup di Bali. Salah satunya bale banjar. “Kebiasaan bertutur secara lisan entah di bale banjar, pura, dan ruang publik lain membuat hal besar jadi obrolan santai.

Akan terjadi tukar informasi secara alami. Mungkin ada perdebatan. Budaya bertutur inilah yang otomatis membuat berita hoax cepat tertangani,” tegas pria murah senyum itu.

Terhadap oknum penyebar hoax yang diduga kuat adalah Sekjen Partai Demokrat Andi Arief dan Tengku Zulkarnain, Oka Gunastawa meminta aparat berwenang tak pandang bulu.

Siapapun pelaku penyebaran hoax tersebut, tekannya harus diproses sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

“Saya sangat menyayangkan bila ternyata dalam proses penyidikan atau persidangan nanti terbukti bahwa hoax ini direncanakan.

Semoga itu tidak terjadi,” tegasnya sembari berharap para politisi Pulau Dewata tidak main-main dengan hoax. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/