27.8 C
Jakarta
22 November 2024, 23:14 PM WIB

Modal Semangat Kuat, Hindari Stres dan Rutin Minum Susu Beruang

Masih ingatkah dengan tiga anggota Polisi Polsek Sukasada yang positif terjangkit Coronavirus Disease (Covid-19).

Tak kurang dari 5 hari menjalani isolasi dan perawatan di RS Pratama Giri Mas mereka ternyata sembuh dari virus corona.

 

 

JULIADI, Sukasada

DUA kali Jawa Pos Radar Bali menelepon pimpinan pejabat di Polres Buleleng untuk mendapat persetujuan agar dapat mewawancarai tiga anggota polisi Polsek Sukasada yang sembuh dari Covid-19.

Beruntung pimpinan Polres Buleleng memberi persetujuan. Apalagi, tulisan yang diturunkan ini punya misi untuk mengedukasi masyarakat, bagaimana caranya menghadapi virus corona.

“Silakan saja hubungi mereka (tiga anggota polisi), namun saya tidak punya kontak. Mohon hubungi Kapolsek Sukasada,” ujar Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya.

Dari balik gagang telepon, Jawa Pos Radar Bali kemudian menghubungi Kapolsek Sukasada Kompol I Nyoman Landung.

Sungguh beruntung, perwira dengan satu melati dipundak ini memberikan nomor kontak tiga anggotanya yang berhasil sembuh dari virus corona.

“Silakan saja telepon mereka langsung biar bisa menceritakan,” ucap Kompol Landung.  Sebelumnya, tiga anggota Polsek Sukasada menjadi pasien positif Covid-19 diidentifikasi dengan kode PDP 62, PDP 63 dan PDP 65.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng menyatakan tiga anggota Polsek Sukasada diketahui positif Covid-19 setelah dilakukan uji swab.

Mereka tertular karena transmisi lokal yang merebak di Buleleng. PDP 62 yang dihubungi pertama kali oleh Jawa Pos Radar Bali yang diketahui seorang Bhabinkamtibmas Desa.

Beruntung saat dihubungi Jawa Pos Radar Bali, PDP 62 dengan inisila CY, 48 tidak sedang bertugas.

“Saya kaget tumben ada wartawan menghubungi saya,” jawab CY anggota Bhabinkamtibmas Polsek Sukada kemarin.

CY menceritakan, ia terjangkit virus corona karena penularan transmisi lokal. Awalnya mengetahui hasil test swab positif dari istrinya 16 Mei lalu yang dihubungi via telepon lantaran dirinya sedang tidak ada di rumah.

Sebelumnya dia sudah menjalani rapid test dengan hasil reaktif. “Ya, cukup kaget dan panik kala itu membuat saya kepikiran dengan hasil rapid tes yang reaktif dan swab positif Covid-19.

Padahal saya dalam kondisi sehat bugar. Tidak ada keluhan sakit apapun seperti sesak, flu dan demam tinggi,” ungkap CY yang kini menetap di daerah Kerobokan, Singaraja.

Begitu CY mendengar dirinya positif Covid-19, dengan penuh kesadaran CY datang ke RS Pratama Giri Mas menunjukkan hasil swab positif corona.

Bahwa ia akan menjalani karantina dan perawatan di RS. Dia melanjutkan, selama tiga hari menjalai isolasi dan perawatan medis di RS Pratama dalam sebuah ruangan tanpa AC.

Tak satu keluarga boleh menjenguknya. Keluarga diminta tetap berada di rumah, Bahkan keluarga juga telah menjalani rapid tes, syukur kala itu hasilnya non reaktif.    

Selama proses isolasi, tak banyak ia lakukan. Dia mempercayakan seluruh perawatan kesehatannya kepada tim dokter. Segala yang dianjurkan dan dilarang ia taati.

“Jadi tim medis di RS Pratama Giri Mas, saya diberikan obat dengan 6 jenis, jamu, susu beruang dua kaleng setiap harinya. Manut saya dan mengikuti protap kesehatan,” ujarnya.

Tiga hari menjalani perawatan di RS Giri Mas, CY tidak mau berpikir aneh-aneh. Dia berkeyakinan optimis untuk sembuh dan menghindari stres. “Itu saja saya jalani semasa perawatan dan isolasi,” ceritanya.

Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan dalam sebuah ruangan isolasi karena tidak boleh bertemu dengan siapapun, dia lebih sering menonton tayangan Youtube, tetapi bukan terkait Covid-19.

Olahraga juga ia tidak kerjakan. Diakui CY, dalam masa isolasi tiga teman-teman anggota banyak yang support termasuk juga Kapolres dan keluarga besar.

Kemudian masyarakat yang berada dil ingkungan BTN Kerobokan. “Jadi semangat untuk sembuh itu terus saya yakini dan itu menjadi modal awal.

Dengan mengikuti protokol kesehatan. Nah, setelah tiga hari baru saya keluar dari rumah sakit setelah hasil swab saya negatif,” tuturnya.

Dia melanjutkan, penyakit Covid-19 sebenarnya tidak parah. Penanganannya juga simple. Cukup menjaga pola hidup sehat, memakai masker, rajin cuci tangan dan physical distancing.

Covid-19 menjadi besar karena dibesar-besarkan di media sosial. “Saya berharap masyarakat kembali menjalani aktivitas seperti biasa dengan normal, namun protap kesehatan terus dijalankan,” pungkasnya. (*) 

Masih ingatkah dengan tiga anggota Polisi Polsek Sukasada yang positif terjangkit Coronavirus Disease (Covid-19).

Tak kurang dari 5 hari menjalani isolasi dan perawatan di RS Pratama Giri Mas mereka ternyata sembuh dari virus corona.

 

 

JULIADI, Sukasada

DUA kali Jawa Pos Radar Bali menelepon pimpinan pejabat di Polres Buleleng untuk mendapat persetujuan agar dapat mewawancarai tiga anggota polisi Polsek Sukasada yang sembuh dari Covid-19.

Beruntung pimpinan Polres Buleleng memberi persetujuan. Apalagi, tulisan yang diturunkan ini punya misi untuk mengedukasi masyarakat, bagaimana caranya menghadapi virus corona.

“Silakan saja hubungi mereka (tiga anggota polisi), namun saya tidak punya kontak. Mohon hubungi Kapolsek Sukasada,” ujar Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya.

Dari balik gagang telepon, Jawa Pos Radar Bali kemudian menghubungi Kapolsek Sukasada Kompol I Nyoman Landung.

Sungguh beruntung, perwira dengan satu melati dipundak ini memberikan nomor kontak tiga anggotanya yang berhasil sembuh dari virus corona.

“Silakan saja telepon mereka langsung biar bisa menceritakan,” ucap Kompol Landung.  Sebelumnya, tiga anggota Polsek Sukasada menjadi pasien positif Covid-19 diidentifikasi dengan kode PDP 62, PDP 63 dan PDP 65.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng menyatakan tiga anggota Polsek Sukasada diketahui positif Covid-19 setelah dilakukan uji swab.

Mereka tertular karena transmisi lokal yang merebak di Buleleng. PDP 62 yang dihubungi pertama kali oleh Jawa Pos Radar Bali yang diketahui seorang Bhabinkamtibmas Desa.

Beruntung saat dihubungi Jawa Pos Radar Bali, PDP 62 dengan inisila CY, 48 tidak sedang bertugas.

“Saya kaget tumben ada wartawan menghubungi saya,” jawab CY anggota Bhabinkamtibmas Polsek Sukada kemarin.

CY menceritakan, ia terjangkit virus corona karena penularan transmisi lokal. Awalnya mengetahui hasil test swab positif dari istrinya 16 Mei lalu yang dihubungi via telepon lantaran dirinya sedang tidak ada di rumah.

Sebelumnya dia sudah menjalani rapid test dengan hasil reaktif. “Ya, cukup kaget dan panik kala itu membuat saya kepikiran dengan hasil rapid tes yang reaktif dan swab positif Covid-19.

Padahal saya dalam kondisi sehat bugar. Tidak ada keluhan sakit apapun seperti sesak, flu dan demam tinggi,” ungkap CY yang kini menetap di daerah Kerobokan, Singaraja.

Begitu CY mendengar dirinya positif Covid-19, dengan penuh kesadaran CY datang ke RS Pratama Giri Mas menunjukkan hasil swab positif corona.

Bahwa ia akan menjalani karantina dan perawatan di RS. Dia melanjutkan, selama tiga hari menjalai isolasi dan perawatan medis di RS Pratama dalam sebuah ruangan tanpa AC.

Tak satu keluarga boleh menjenguknya. Keluarga diminta tetap berada di rumah, Bahkan keluarga juga telah menjalani rapid tes, syukur kala itu hasilnya non reaktif.    

Selama proses isolasi, tak banyak ia lakukan. Dia mempercayakan seluruh perawatan kesehatannya kepada tim dokter. Segala yang dianjurkan dan dilarang ia taati.

“Jadi tim medis di RS Pratama Giri Mas, saya diberikan obat dengan 6 jenis, jamu, susu beruang dua kaleng setiap harinya. Manut saya dan mengikuti protap kesehatan,” ujarnya.

Tiga hari menjalani perawatan di RS Giri Mas, CY tidak mau berpikir aneh-aneh. Dia berkeyakinan optimis untuk sembuh dan menghindari stres. “Itu saja saya jalani semasa perawatan dan isolasi,” ceritanya.

Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan dalam sebuah ruangan isolasi karena tidak boleh bertemu dengan siapapun, dia lebih sering menonton tayangan Youtube, tetapi bukan terkait Covid-19.

Olahraga juga ia tidak kerjakan. Diakui CY, dalam masa isolasi tiga teman-teman anggota banyak yang support termasuk juga Kapolres dan keluarga besar.

Kemudian masyarakat yang berada dil ingkungan BTN Kerobokan. “Jadi semangat untuk sembuh itu terus saya yakini dan itu menjadi modal awal.

Dengan mengikuti protokol kesehatan. Nah, setelah tiga hari baru saya keluar dari rumah sakit setelah hasil swab saya negatif,” tuturnya.

Dia melanjutkan, penyakit Covid-19 sebenarnya tidak parah. Penanganannya juga simple. Cukup menjaga pola hidup sehat, memakai masker, rajin cuci tangan dan physical distancing.

Covid-19 menjadi besar karena dibesar-besarkan di media sosial. “Saya berharap masyarakat kembali menjalani aktivitas seperti biasa dengan normal, namun protap kesehatan terus dijalankan,” pungkasnya. (*) 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/