28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:21 AM WIB

Tak Bisa Belajar Online, Kabur, Belikan HP Agar Agung Mau Belajar Lagi

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan belajar dalam jaringan (daring) online menjadi persoalan di masyarakat.

Tidak sedikit masyarakat yang benar-benar kategori tidak mampu (miskin) tidak bisa membeli gawai atau handphone untuk anaknya agar bisa belajar secara online. Seperti apa?

 

JULIADI, Singaraja

GAWAI jadi barang mahal bagi sebagian orang. Tak terkecuali bagi pasangan suami istri (pasutri) Ketut Dana Yasa dan Komang Darini.

Mereka tak mampu membelikan handpone untuk belajar sang anak Putu Agung Suantara, seorang pelajar asal Banjar Dinas Sepang, Desa Sepang yang duduk di bangku Kelas V SDN 1 Desa Sepang, Busungbiu.

Bocah berusia sekitar 10 tahun ini sempat kabur dari rumah karena tidak bisa belajar secara online. Agung Suantara kabur dari rumah bukan tanpa alasan.

Alasannya karena Agung tidak pernah ikut belajar secara online lantaran kedua orang tuanya tidak punya uang dan tidak mampu membeli HP android.

Mengingat kehidupan orang tua Agung Suantara yang hanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak menentu.

Karena alasan itulah akhirnya Agung Suantara sekitar akhir bulan Agustus 2020 sekitar pukul 20.00 wita malam, meninggalkan rumahnya.

Kepergian Agung Suantara ini membuat panik kedua orang tuanya. Kedua orangtuanya melapor ke Kadus Sepang Putu Adiana untuk membantu mencari dan menemukan Agung.

Untuk mencari Agung Suantara, warga satu banjar turun melakukan pencarian sampai pagi hari sekitar pukul 04.00 wita namun belum ditemukan.

Hari besoknya, seorang warga melihat Agung Suantara di salah satu kebun milik warga. Kejadian menghilangnya seorang anak karena tidak bisa mengikuti pelajaran secara online,

akhirnya sampai ke telinga salah seorang anggota Polres Buleleng bernama Bripka Putu Anton Dwipayana yang bertugas di Satreskrim  Polres Buleleng.

Bripka Putu Anton Dwipayana langsung mendatangi keluarga Putu Dana Yasa (ayah Agung Suantara). Bripka Anton langsung memberikan satu unit HP kepada Agung Suantara agar tetap bisa sekolah melalui online.

“Ini kewajiban kita bersama untuk saling membantu. Saya sisihkan sebagian gaji saya untuk bisa membeli HP dan memberikannya agar dapat belajar

karena situasi covid 19 mewajibkan anak harus belajar secara online,” kata Bripka Anton saat memberikan HP kepada Agung Suantara kemarin.

Mendengar salah satu anggotanya telah berbuat amal, Kapolres Buleleng, AKBP Made Sinar Subawa mengaku bangga.

Kapolres AKBP Sinar Subawa berharap, agar sikap saling membantu dari Bripka Anton diikuti oleh anggota lain sebagai bentuk kemanusiaan.

 “Jika memang ada anak-anak sekolah perlu jaringan wifi untuk belajar, kami siap membantu. Datang ke Polres atau di Polsek. Kami pasti membantu untuk belajar online,” pungkas Kapolres AKBP Sinar Subawa. (*)

 

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan belajar dalam jaringan (daring) online menjadi persoalan di masyarakat.

Tidak sedikit masyarakat yang benar-benar kategori tidak mampu (miskin) tidak bisa membeli gawai atau handphone untuk anaknya agar bisa belajar secara online. Seperti apa?

 

JULIADI, Singaraja

GAWAI jadi barang mahal bagi sebagian orang. Tak terkecuali bagi pasangan suami istri (pasutri) Ketut Dana Yasa dan Komang Darini.

Mereka tak mampu membelikan handpone untuk belajar sang anak Putu Agung Suantara, seorang pelajar asal Banjar Dinas Sepang, Desa Sepang yang duduk di bangku Kelas V SDN 1 Desa Sepang, Busungbiu.

Bocah berusia sekitar 10 tahun ini sempat kabur dari rumah karena tidak bisa belajar secara online. Agung Suantara kabur dari rumah bukan tanpa alasan.

Alasannya karena Agung tidak pernah ikut belajar secara online lantaran kedua orang tuanya tidak punya uang dan tidak mampu membeli HP android.

Mengingat kehidupan orang tua Agung Suantara yang hanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak menentu.

Karena alasan itulah akhirnya Agung Suantara sekitar akhir bulan Agustus 2020 sekitar pukul 20.00 wita malam, meninggalkan rumahnya.

Kepergian Agung Suantara ini membuat panik kedua orang tuanya. Kedua orangtuanya melapor ke Kadus Sepang Putu Adiana untuk membantu mencari dan menemukan Agung.

Untuk mencari Agung Suantara, warga satu banjar turun melakukan pencarian sampai pagi hari sekitar pukul 04.00 wita namun belum ditemukan.

Hari besoknya, seorang warga melihat Agung Suantara di salah satu kebun milik warga. Kejadian menghilangnya seorang anak karena tidak bisa mengikuti pelajaran secara online,

akhirnya sampai ke telinga salah seorang anggota Polres Buleleng bernama Bripka Putu Anton Dwipayana yang bertugas di Satreskrim  Polres Buleleng.

Bripka Putu Anton Dwipayana langsung mendatangi keluarga Putu Dana Yasa (ayah Agung Suantara). Bripka Anton langsung memberikan satu unit HP kepada Agung Suantara agar tetap bisa sekolah melalui online.

“Ini kewajiban kita bersama untuk saling membantu. Saya sisihkan sebagian gaji saya untuk bisa membeli HP dan memberikannya agar dapat belajar

karena situasi covid 19 mewajibkan anak harus belajar secara online,” kata Bripka Anton saat memberikan HP kepada Agung Suantara kemarin.

Mendengar salah satu anggotanya telah berbuat amal, Kapolres Buleleng, AKBP Made Sinar Subawa mengaku bangga.

Kapolres AKBP Sinar Subawa berharap, agar sikap saling membantu dari Bripka Anton diikuti oleh anggota lain sebagai bentuk kemanusiaan.

 “Jika memang ada anak-anak sekolah perlu jaringan wifi untuk belajar, kami siap membantu. Datang ke Polres atau di Polsek. Kami pasti membantu untuk belajar online,” pungkas Kapolres AKBP Sinar Subawa. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/