GIANYAR – Niat perwakilan warga Banjar Tengah, Desa/Kecamatan Blahbatuh untuk bertemu dengan wakil rakyat di DPRD Gianyar kemarin (14/3) sia-sia.
Itu karena wakil rakyat sebanyak 40 orang sedang kunjungan kerja (kunker). Perwakilan warga yang berpakaian adat itu pun memilih meninggalkan gedung dewan dengan tangan hampa.
Kelian Banjar Tengah, Desa Blahbatuh, Ketut Ambara, mengaku mendatangi gedung dewan dengan maksud mengundang Ketua DPRD Gianyar.
“Maunya mengundang dan meminta restu agar hadir menyaksikan sendra tari saat pawai ogoh-ogoh di desa kami,” ujarnya.
Namun upaya mereka mengundang dengan cara bertemu langsung gagal. “Mereka (para wakil rakyat, red), tidak ada di kantor. Katanya sedang ke luar kota,” ujarnya.
Akhirnya, perwakilan warga banjar Tengah ini memilih meninggalkan gedung dewan. Menurut Ambara, yang istimewa dari pawai di desa mereka, yakni ogoh-ogoh diusung oleh perempuan dengan diiringi tabuh.
Ada 32 ibu-ibu PKK yang disiapkan mengusung ogoh-ogoh di perempatan desa Blahbatuh. “Berat ogoh-ogoh sudah diperhitungkan jadi tidak berat. Dan kalau perempuan yang mengarak pasti terkontrol,” jelasnya.
Dalam pawai ogoh-ogoh itu, warga banjar akan menyuguhkan sendra tari dengan tema Kala Ludra Somia yang mengisahkan pasangan Dewi Uma berubah menjadi Durga diikuti dengan perubahan Dewa Siwa menjadi Kala Rudra.
Percintaan keduanya ini memicu terjadi bencana di dunia. “Sehingga para dewa meminta Kala Rudra kembali ke wujud Dewa Siwa,” paparnya.
Untuk pembuatan ogoh-ogoh di Banjar Tengah dikomando oleh Ketua Pemuda STT Bhina Karya, I Nyoman Kurniawan Saputra.
Dikerjakan selama 1,5 bulan lebih, ogoh-ogoh tersebut dibuat dengan cara diulat. “Dipastikan ramah lingkungan karena tidak menggunakan starofoam,” tukasnya.
Sementara itu, mengenai adanya warga yang tidak bisa bertemu wakil rakyat, Ketua DPRD Gianyar, Wayan Tagel Winarta memohon permakluman.
“Ampura (maaf, red). Seluruh anggota dewan ada kunker ke Lombok dan Bandung,” ujar Tagel, kemarin. Seharusnya, menurut ada beberapa dewan yang tinggal di gedung dewan sebagai “penjaga”.
Tapi tumben kemarin seluruh dewan kunker. “Biasa ada (yang tidak ikut kunker, red). Tapi hari ini semuanya kunker, besok sudah kembali,” tukasnya.