32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:01 PM WIB

Kangen Bawa Rantang Bekal Makan, Titip Program Cerdas ke Bupati Baru

Hari Rabu (17/2) kemarin menjadi hari terakhir I Gusti Mas Sumatri ngantor sebagai Bupati Karangasem. Mas Sumatri resmi mengakhiri masa jabatan melalui Serah Terima Jabatan (Sertijab) selama lima tahun ini. 

 

 

ZULFIKA RAHMAN, Amlapura

SEPERTI hari-hari biasa, hingga di hari terakhirnya kemarin, I Gusti Ayu Mas Sumatri tetap membiasakan diri datang ke kantor Bupati Jalan Ngurah Rai Nomor 31 Karangasem.

Namun, ada pemandangan berbeda di hari terakhirmya itu. Dia tidak lagi menggunakan mobil dinas. Ia menggunakan kendaraan pribadinya.

Mengenakan pakaian kebaya warna biru, bupati pertama perempuan Karangasem ini langsung masuk ke ruang kerja. Sembari menunggu acara Sertijab di Wantilan Nawa Satya pukul 10.00 pagi hari.

Tepat pukul 10.00 dengan menerapkan Prokes ketat melalui rappid test, acara Sertijab pun dimulai.

Dihadiri sejumlah pejabat dan Forkompinda Kabupaten Karangasem, ia didampingin Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa menyampaikan sambutan.

Pesan dan kesan selama ia menjabat. Ucapan terima kasih juga diutarakan kepada seluruh jajaran Forkopimda,

seluruh OPD Pemkab Karangasem dan seluruh masyarakat Karangasem yang telah mempersiapkan acara Sertijab dengan sederhana dan penuh makna.

“Hari ini saya telah menyerahkan jabatan kepada Plh Bupati. Saya selaku pribadi, keluarga dan bupati periode 2016-2021 mengucapkan terimakasih kepada Sekda dan jajaran serta kepada Forkopimda.

Sekda telah mepersiapkan acara ini sehingga saya bisa bertatap langsung dan secara virtual  serta dengan seluruh jajaran pejabat kecamatan, masyarakat dan keluarga yang menonton acara ini,” ucapnya penuh haru.

Ditemui di ruang kerjanya usai Sertijab, Mas Sumatri mengaku akan ada rasa kangen yang mendalam terhadap suasana kantor.

Memulai aktivitas sejak pukul 05.00 pagi, ia mulai melakukan beberapa kegiatan di kediamannya. Selanjutnya mandi dan merias diri untuk kemudian datang ke kantor.

Tak lupa, selama lima tahun ia menjadi bupati Karangasem, hal yang tidak pernah dilewatkan membawa bekal nasi dari rumah.

“Saya selalu ngerantang(bawa bekal). Seperti nasi, jajanan pasar. Nanti sampai di kantor saya makan sambil mengerjakan sesuatu yang sudah menumpuk di meja kerja,” ucapnya.

Hingga pukul 10.00, ia mulai keluar dari kantor Bupati untuk melalukan agenda kerja di luar kantor. Dia mengakui, menjadi seorang pejabat seperti bupati cukup berat.

Mulai dari jam tidur yang berkurang hingga waktu kebersamaan keluarga yang tersita selama ia menjabat.

“Saya dalam sehari tidur cuma empat jam saja. Makanya ketika ada agenda kerja ke beberapa kecamatan saya manfaatkan tidur di mobil walaupun sebentar,” ucap istri dari Gusti Made Tusan ini.

Sementara waktu untuk keluarga selama lima tahun menjabat sangat sedikit. Waktu kumpul dengan keluarga hanya saat hari keagamaan saja.

“Kadang ketika saya berangkat tidak sempat ngobrol dengan suami, pas pulang suami sudah tidur. Ya itu kan risiko ya.

Tapi, saya sangat menikmati pekerjaan saya. Saya lakukan dengan senang. Selama saya menjabat saya jarang sekali sakit,” ungkapnya.

Ke depan, ia ingin menebus momen-momen kehilangan waktu bersama keluarganya. Setelah tidak lagi menjabat, ia mulai menata kembali keluarganya, termasuk menata usaha kecil-kecilan yang sempat tidak terurus selama ia menjadi bupati.

“Fokus menata keluarga, usaha juga coba dihidupkan lagi. Seperti koperasi dan lainnya yang tidak terurus,” imbuhnya.

Disinggung karir di politik, sebagai Ketua Partai Nasdem Karangasem ia tetap akan bekerja sesuai mandat organisasi partai. “Karena sebagai ketua partai ya minimal saya ngejar di DPR Provinsi,” pungkasnya.

Diakhir masa jabatannya itu, ia pun meminta maaf kepada semua yang pernah menjadi mitra kerjanya terlebih kepada masyarakat Karangasem.

Karena menurutnya, sebagai manusi pasti ada salah baik dalam sebuah kebijakan dan juga tutur laku selama ia meminpin Karangasem.

“Saya juga sudah sembahyang untuk pamit. Intinya saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan memohon maaf.

Pesan untuk bupati terpilih, saya menitip program cerdas, bersih dan bermanfaat dan menyelesaikan enam misi pro masyarakat. Yang baik dilanjutkan, yang kuran baik lebih dilerbaiki lagi, dan yang tidak baik dihilangkan,” tandasnya.

Mas Sumatri mengakhiri masa jabatan sebagai Bupati Karangasem selama satu periode saja. Ia kalah dalam pertarungan head to head Pilkada 2020 lalu dengan calon PDIP I Gede Dana yang berpasangan dengan Wakilnya saat ini I Wayan Artha Dipa. (*)

Hari Rabu (17/2) kemarin menjadi hari terakhir I Gusti Mas Sumatri ngantor sebagai Bupati Karangasem. Mas Sumatri resmi mengakhiri masa jabatan melalui Serah Terima Jabatan (Sertijab) selama lima tahun ini. 

 

 

ZULFIKA RAHMAN, Amlapura

SEPERTI hari-hari biasa, hingga di hari terakhirnya kemarin, I Gusti Ayu Mas Sumatri tetap membiasakan diri datang ke kantor Bupati Jalan Ngurah Rai Nomor 31 Karangasem.

Namun, ada pemandangan berbeda di hari terakhirmya itu. Dia tidak lagi menggunakan mobil dinas. Ia menggunakan kendaraan pribadinya.

Mengenakan pakaian kebaya warna biru, bupati pertama perempuan Karangasem ini langsung masuk ke ruang kerja. Sembari menunggu acara Sertijab di Wantilan Nawa Satya pukul 10.00 pagi hari.

Tepat pukul 10.00 dengan menerapkan Prokes ketat melalui rappid test, acara Sertijab pun dimulai.

Dihadiri sejumlah pejabat dan Forkompinda Kabupaten Karangasem, ia didampingin Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa menyampaikan sambutan.

Pesan dan kesan selama ia menjabat. Ucapan terima kasih juga diutarakan kepada seluruh jajaran Forkopimda,

seluruh OPD Pemkab Karangasem dan seluruh masyarakat Karangasem yang telah mempersiapkan acara Sertijab dengan sederhana dan penuh makna.

“Hari ini saya telah menyerahkan jabatan kepada Plh Bupati. Saya selaku pribadi, keluarga dan bupati periode 2016-2021 mengucapkan terimakasih kepada Sekda dan jajaran serta kepada Forkopimda.

Sekda telah mepersiapkan acara ini sehingga saya bisa bertatap langsung dan secara virtual  serta dengan seluruh jajaran pejabat kecamatan, masyarakat dan keluarga yang menonton acara ini,” ucapnya penuh haru.

Ditemui di ruang kerjanya usai Sertijab, Mas Sumatri mengaku akan ada rasa kangen yang mendalam terhadap suasana kantor.

Memulai aktivitas sejak pukul 05.00 pagi, ia mulai melakukan beberapa kegiatan di kediamannya. Selanjutnya mandi dan merias diri untuk kemudian datang ke kantor.

Tak lupa, selama lima tahun ia menjadi bupati Karangasem, hal yang tidak pernah dilewatkan membawa bekal nasi dari rumah.

“Saya selalu ngerantang(bawa bekal). Seperti nasi, jajanan pasar. Nanti sampai di kantor saya makan sambil mengerjakan sesuatu yang sudah menumpuk di meja kerja,” ucapnya.

Hingga pukul 10.00, ia mulai keluar dari kantor Bupati untuk melalukan agenda kerja di luar kantor. Dia mengakui, menjadi seorang pejabat seperti bupati cukup berat.

Mulai dari jam tidur yang berkurang hingga waktu kebersamaan keluarga yang tersita selama ia menjabat.

“Saya dalam sehari tidur cuma empat jam saja. Makanya ketika ada agenda kerja ke beberapa kecamatan saya manfaatkan tidur di mobil walaupun sebentar,” ucap istri dari Gusti Made Tusan ini.

Sementara waktu untuk keluarga selama lima tahun menjabat sangat sedikit. Waktu kumpul dengan keluarga hanya saat hari keagamaan saja.

“Kadang ketika saya berangkat tidak sempat ngobrol dengan suami, pas pulang suami sudah tidur. Ya itu kan risiko ya.

Tapi, saya sangat menikmati pekerjaan saya. Saya lakukan dengan senang. Selama saya menjabat saya jarang sekali sakit,” ungkapnya.

Ke depan, ia ingin menebus momen-momen kehilangan waktu bersama keluarganya. Setelah tidak lagi menjabat, ia mulai menata kembali keluarganya, termasuk menata usaha kecil-kecilan yang sempat tidak terurus selama ia menjadi bupati.

“Fokus menata keluarga, usaha juga coba dihidupkan lagi. Seperti koperasi dan lainnya yang tidak terurus,” imbuhnya.

Disinggung karir di politik, sebagai Ketua Partai Nasdem Karangasem ia tetap akan bekerja sesuai mandat organisasi partai. “Karena sebagai ketua partai ya minimal saya ngejar di DPR Provinsi,” pungkasnya.

Diakhir masa jabatannya itu, ia pun meminta maaf kepada semua yang pernah menjadi mitra kerjanya terlebih kepada masyarakat Karangasem.

Karena menurutnya, sebagai manusi pasti ada salah baik dalam sebuah kebijakan dan juga tutur laku selama ia meminpin Karangasem.

“Saya juga sudah sembahyang untuk pamit. Intinya saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan memohon maaf.

Pesan untuk bupati terpilih, saya menitip program cerdas, bersih dan bermanfaat dan menyelesaikan enam misi pro masyarakat. Yang baik dilanjutkan, yang kuran baik lebih dilerbaiki lagi, dan yang tidak baik dihilangkan,” tandasnya.

Mas Sumatri mengakhiri masa jabatan sebagai Bupati Karangasem selama satu periode saja. Ia kalah dalam pertarungan head to head Pilkada 2020 lalu dengan calon PDIP I Gede Dana yang berpasangan dengan Wakilnya saat ini I Wayan Artha Dipa. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/