24 C
Jakarta
13 September 2024, 1:21 AM WIB

Nangis saat Anjingnya Mati, Tuntaskan Rekaman Dua Hari Sebelum Musibah

Bertahun-tahun main musik bareng, tentu banyak cerita dari para personil band Navicula terhadap sosok I Made Indra. Cerita itu pun menjadi kenangan yang akan sulit dilupakan.

 

 

I WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

SUARA baleganjur mengiringi prosesi pembakaran jenasah Made Indria Dwi Putra,33, alias Made Indra di setra banjar adat Penamparan, Desa Pakraman Denpasar Selasa siang kemarin (4/3).

Raut wajah sedih masih tampak di lingkungan keluarganya, terutama, Ayu, yang merupakan kakak dari Made Indra.

Made Indra merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya bernama I Putu Gede Sukarta dan Ibunya Sri Suryati yang keduanya sudah lebih dahulu meninggal dunia.

Dalam lingkungan keluarga, Made dikenal sosok yang sangat baik. “Walaupun anaknya temperamental, tapi tidak pernah dendam,” ujar Made Raka, paman Made Indra saat ditemui di sela-sela upacara palebon.

Terkait bakat musiknya, Raka bercerita, di jiwa keponakannya tersebut sudah tumbuh dari kecil.

“Dulu saya kan punya gitar yamaha, itu dah di utak –atik sama dia (Made Indra), dari sana jiwanya tertanam senang gitar. Dari sana dia belajar gitarnya,” terangnya.

Hal yang sama juga dituturkan oleh I Gede Robi Supriyanto, vocalis Navicula. Bersama band beraliran grunge tersebut,

Made Indra sudah melewati banyak rekaman di studio bekas kamar tidur hingga di studio musik legendaris Record Plant Studio di Hollywood.

Bahkan, beberapa tour di luar negeri pun kerap dia jalani sejak bergabung dengan band yang didirikan tahun 1996 di Bali tersebut.

Made Indra sendiri pun baru bergabung dengan Navicula pada tahun 2001 silam. “Saya kenal Made saat itu dia usia 13 tahun dan saya 17 tahun.

Dan, selama berteman dengan dia, jelas banyak kenangan. Apalagi kita sering di jalan sebagai band, tour di Indonesia ataupun di luar  negeri. Kenangannya, kayak orang sudah berumah tangga,” kata Robi.

Made Indra, sebelum bergabung dengan Navicula, merupakan pemain gitar di sebuah band metal di Denpasar.

Saat kenal dengan para personil Navicula, Made Indra mengaku ingin belajar main bass dari pada main gitar di band metalnya.

Kemudian, terbentuklah Navicula yang lengkap dengan formasi Robi pada Vocal dan Gitar, Dankie pada Melodi Gitar, Gembul Drum (sekarang diganti Palel) dan Made Indra  (bass).

Robi melihat sosok Made Indra sebagai orang yang kesannya urakan, tapi sejatinya jauh di dalam jiwanya dikenal sebagai pribadi yang sangat lembut dan penyanyang.

Itu, kata Robi dapat dilihat atensinya pada binatang. Ya, di rumah Made Indra banyak sekali binatang, bahkan 3 anjing yang dipelihara oleh Robi, hasil dari peranakan dari anjingnya Made Indra.

Made Indra juga sering, bila melihat kucing gelandangan, akan dipeliharannya. “Kepedulian pada binatang tinggi banget. Bahkan waktu di Kalimantan waktu kami adakan tour,

ada suatu kesempatan, di tengah hutan nih, tiba-tiba Made nangis. Kami pikir kenapa, ternyata waktu itu Made dapat berita dari rumah kalau salah satu anjingnya di rumah mati,” kenangnya.

Kini Made Indra telah pergi untuk selama-lamanya. Para personil Navicula pun berdoa agar Made Indra tenang di fase setelah ini dan juga Afi, kekasih Made Indra. 

“Saya yakin juga, Made pasti menginginkan kita-kita ditinggalkan disini untuk terus melakukan perjuangan serta apa yang kami mimpikan sejak kecil,” terangnya.

Untuk rencana kedepan, Navicula akan menyelesaikan album terbarunya, karena dalam album ini, Made Indra sudah selesai rekaman pas dua hari sebelum musibah terjadi.

“Yes, selesai tugas cang (saya), gitu kata Made ke saya,” terang Robi. Rencananya, album terbaru tersebut akan dirilis setelah lebaran tahun ini.

Dalam album tersebut, berisi 10 lagu, dan semua lagu tersebut bass di isi oleh Made Indra. “Kami akan rilis album ini segera, dan ini semacam memorial kontribusi terakhir Made di band,” akunya.

Untuk para penggemar Navicula, Robi berbepesan agar sama-sama turut mendoakan Made dan Afi. Bagi Robi, ini bukan sekadar kegiatan atau peristiwa untuk mengenang seseorang yang sudah meninggal.

Melainkan, juga sebagai moment untuk lebih menghargai hidup. “Lebih merayakan, lebih mensyukuri dan juga lebih menikmati tentang hidup, karena menurut saya,

Made sudah berkontribusi terhadap hal-hal yang baik dan benar selama dia masih hidup, terutama di bidang musik.

Di situ, kita semacam diingatkan kembali, bahwa kualitas hidup seseorang ini bukan dari lamanya dia hidup, tetapi apa yang Ia isi selama Ia hidup,” tutupnya.

Bertahun-tahun main musik bareng, tentu banyak cerita dari para personil band Navicula terhadap sosok I Made Indra. Cerita itu pun menjadi kenangan yang akan sulit dilupakan.

 

 

I WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

SUARA baleganjur mengiringi prosesi pembakaran jenasah Made Indria Dwi Putra,33, alias Made Indra di setra banjar adat Penamparan, Desa Pakraman Denpasar Selasa siang kemarin (4/3).

Raut wajah sedih masih tampak di lingkungan keluarganya, terutama, Ayu, yang merupakan kakak dari Made Indra.

Made Indra merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya bernama I Putu Gede Sukarta dan Ibunya Sri Suryati yang keduanya sudah lebih dahulu meninggal dunia.

Dalam lingkungan keluarga, Made dikenal sosok yang sangat baik. “Walaupun anaknya temperamental, tapi tidak pernah dendam,” ujar Made Raka, paman Made Indra saat ditemui di sela-sela upacara palebon.

Terkait bakat musiknya, Raka bercerita, di jiwa keponakannya tersebut sudah tumbuh dari kecil.

“Dulu saya kan punya gitar yamaha, itu dah di utak –atik sama dia (Made Indra), dari sana jiwanya tertanam senang gitar. Dari sana dia belajar gitarnya,” terangnya.

Hal yang sama juga dituturkan oleh I Gede Robi Supriyanto, vocalis Navicula. Bersama band beraliran grunge tersebut,

Made Indra sudah melewati banyak rekaman di studio bekas kamar tidur hingga di studio musik legendaris Record Plant Studio di Hollywood.

Bahkan, beberapa tour di luar negeri pun kerap dia jalani sejak bergabung dengan band yang didirikan tahun 1996 di Bali tersebut.

Made Indra sendiri pun baru bergabung dengan Navicula pada tahun 2001 silam. “Saya kenal Made saat itu dia usia 13 tahun dan saya 17 tahun.

Dan, selama berteman dengan dia, jelas banyak kenangan. Apalagi kita sering di jalan sebagai band, tour di Indonesia ataupun di luar  negeri. Kenangannya, kayak orang sudah berumah tangga,” kata Robi.

Made Indra, sebelum bergabung dengan Navicula, merupakan pemain gitar di sebuah band metal di Denpasar.

Saat kenal dengan para personil Navicula, Made Indra mengaku ingin belajar main bass dari pada main gitar di band metalnya.

Kemudian, terbentuklah Navicula yang lengkap dengan formasi Robi pada Vocal dan Gitar, Dankie pada Melodi Gitar, Gembul Drum (sekarang diganti Palel) dan Made Indra  (bass).

Robi melihat sosok Made Indra sebagai orang yang kesannya urakan, tapi sejatinya jauh di dalam jiwanya dikenal sebagai pribadi yang sangat lembut dan penyanyang.

Itu, kata Robi dapat dilihat atensinya pada binatang. Ya, di rumah Made Indra banyak sekali binatang, bahkan 3 anjing yang dipelihara oleh Robi, hasil dari peranakan dari anjingnya Made Indra.

Made Indra juga sering, bila melihat kucing gelandangan, akan dipeliharannya. “Kepedulian pada binatang tinggi banget. Bahkan waktu di Kalimantan waktu kami adakan tour,

ada suatu kesempatan, di tengah hutan nih, tiba-tiba Made nangis. Kami pikir kenapa, ternyata waktu itu Made dapat berita dari rumah kalau salah satu anjingnya di rumah mati,” kenangnya.

Kini Made Indra telah pergi untuk selama-lamanya. Para personil Navicula pun berdoa agar Made Indra tenang di fase setelah ini dan juga Afi, kekasih Made Indra. 

“Saya yakin juga, Made pasti menginginkan kita-kita ditinggalkan disini untuk terus melakukan perjuangan serta apa yang kami mimpikan sejak kecil,” terangnya.

Untuk rencana kedepan, Navicula akan menyelesaikan album terbarunya, karena dalam album ini, Made Indra sudah selesai rekaman pas dua hari sebelum musibah terjadi.

“Yes, selesai tugas cang (saya), gitu kata Made ke saya,” terang Robi. Rencananya, album terbaru tersebut akan dirilis setelah lebaran tahun ini.

Dalam album tersebut, berisi 10 lagu, dan semua lagu tersebut bass di isi oleh Made Indra. “Kami akan rilis album ini segera, dan ini semacam memorial kontribusi terakhir Made di band,” akunya.

Untuk para penggemar Navicula, Robi berbepesan agar sama-sama turut mendoakan Made dan Afi. Bagi Robi, ini bukan sekadar kegiatan atau peristiwa untuk mengenang seseorang yang sudah meninggal.

Melainkan, juga sebagai moment untuk lebih menghargai hidup. “Lebih merayakan, lebih mensyukuri dan juga lebih menikmati tentang hidup, karena menurut saya,

Made sudah berkontribusi terhadap hal-hal yang baik dan benar selama dia masih hidup, terutama di bidang musik.

Di situ, kita semacam diingatkan kembali, bahwa kualitas hidup seseorang ini bukan dari lamanya dia hidup, tetapi apa yang Ia isi selama Ia hidup,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/