32.4 C
Jakarta
12 September 2024, 18:00 PM WIB

Persembahyangan Galungan, Umat Tetap Penuhi Protokol Kesehatan

SINGARAJA – Pelaksanaan persembahyangan hari raya Galungan yang jatuh pada rahina buda kliwon dungulan atau pada Rabu (16/9), berlangsung dengan khidmat dan tertib.

Masyarakat tetap melakukan persembahyangan dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat.

 Pantauan Jawa Pos Radar Bali di Pura Desa Adat Buleleng, umat sudah datang secara bergantian sejak pagi.

Persembahyangan diawali oleh para prajuru, krama tridatu, Satgas Gotong Royong, serta beberapa pengempon pura. Selanjutnya persembahyangan bagi warga dilakukan secara bergelombang.

Penerapan protokol kesehatan di pura desa, diawasi secara ketat oleh Satgas Gotong Royong dan pecalang.

Krama yang hendak masuk areal pura desa diminta mencuci tangan terlebih dulu. Mereka juga diminta menjaga jarak selama proses persembahyangan berlangsung.

Tak hanya itu, satgas gotong royong juga menyiapkan blangko denda bagi krama yang tak mengenakan masker saat masuk ke pura.

Beruntung sepanjang persembahyangan kemarin, tak ada seorang pun yang terkena sanksi denda.

Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, persiapan persembahyangan pada masa pandemi, sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari.

Pada hari penampahan galungan, tepatnya pada rahina anggara wage dungulan Selasa (16/9) lalu, pihak desa telah membagikan disinfektan yang berbahan dasar eco-enzyme.

Selain itu relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) juga telah dikerahkan untuk menyemprot disinfektan di Pura Kahyangan Tiga.

“Semua protokol kesehatan sudah dilakukan. Ini kami lakukan secara ketat. Kami tidak ingin rumah ibadah menjadi klaster penularan covid.

Makanya kami kerahkan satgas dan pecalang dalam menegakkan protokol kesehatan ini,” kata Nyoman Sutrisna.

Pengawasan bukan hanya dilakukan di tingkat Pura Kahyangan Tiga saja. Namun juga diperluas hingga di tingkat pura dadia dan sanggah merajan.

Pengawasan itu melibatkan relawan yang dibentuk di tingkat banjar adat pakraman. “Kalau ada yang tidak menerapkan protokol kesehatan, kami beri kesempatan untuk berbenah.

Tapi kalau bandel, terpaksa kami tegakkan aturan. Apalagi kami sudah punya perarem 880 Tahun 2020 sebagai instrumen penegakan di bidang adat,” papar Sutrisna. 

SINGARAJA – Pelaksanaan persembahyangan hari raya Galungan yang jatuh pada rahina buda kliwon dungulan atau pada Rabu (16/9), berlangsung dengan khidmat dan tertib.

Masyarakat tetap melakukan persembahyangan dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat.

 Pantauan Jawa Pos Radar Bali di Pura Desa Adat Buleleng, umat sudah datang secara bergantian sejak pagi.

Persembahyangan diawali oleh para prajuru, krama tridatu, Satgas Gotong Royong, serta beberapa pengempon pura. Selanjutnya persembahyangan bagi warga dilakukan secara bergelombang.

Penerapan protokol kesehatan di pura desa, diawasi secara ketat oleh Satgas Gotong Royong dan pecalang.

Krama yang hendak masuk areal pura desa diminta mencuci tangan terlebih dulu. Mereka juga diminta menjaga jarak selama proses persembahyangan berlangsung.

Tak hanya itu, satgas gotong royong juga menyiapkan blangko denda bagi krama yang tak mengenakan masker saat masuk ke pura.

Beruntung sepanjang persembahyangan kemarin, tak ada seorang pun yang terkena sanksi denda.

Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, persiapan persembahyangan pada masa pandemi, sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari.

Pada hari penampahan galungan, tepatnya pada rahina anggara wage dungulan Selasa (16/9) lalu, pihak desa telah membagikan disinfektan yang berbahan dasar eco-enzyme.

Selain itu relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) juga telah dikerahkan untuk menyemprot disinfektan di Pura Kahyangan Tiga.

“Semua protokol kesehatan sudah dilakukan. Ini kami lakukan secara ketat. Kami tidak ingin rumah ibadah menjadi klaster penularan covid.

Makanya kami kerahkan satgas dan pecalang dalam menegakkan protokol kesehatan ini,” kata Nyoman Sutrisna.

Pengawasan bukan hanya dilakukan di tingkat Pura Kahyangan Tiga saja. Namun juga diperluas hingga di tingkat pura dadia dan sanggah merajan.

Pengawasan itu melibatkan relawan yang dibentuk di tingkat banjar adat pakraman. “Kalau ada yang tidak menerapkan protokol kesehatan, kami beri kesempatan untuk berbenah.

Tapi kalau bandel, terpaksa kami tegakkan aturan. Apalagi kami sudah punya perarem 880 Tahun 2020 sebagai instrumen penegakan di bidang adat,” papar Sutrisna. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/