26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:50 AM WIB

Penanganan Cepat dan Tepat Kurangi Angka Kematian

DENPASAR – Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan dapat pula menimpa siapa saja. Umumnya, kecelakaan pun menjadi penyebab utama tingginya angka kematian.

Berdasar data, sekitar 80 persen orang yang mengalami kecelakaan biasanya akan mengalami gangguan sistem musculoskeletal, dan kurang lebih 50 persen meninggal di pada saat kecelakaan atau beberapa menit setelah kecelakaan.

Di Indonesia, penyebab kematian akibat trauma dan perdarahan tercatat lebih dari 30 persen, dimana kebanyakan disebabkan oleh penanganan kegawatdaruratan yang kurang cepat dan tidak tepat.

Oleh karena itu sangat penting bagi korban kecelakaan untuk sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit yang memiliki sarana memadai termasuk ambulans sebagai saranan transportasi pasien ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Besarnya angka trauma atau kematian akibat kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh pertolongan yang kurang tepat dan cepat.

Itulah sebabnya, penting sekali bagi korban kecelakaan untuk secepatnya dibawa ke rumah sakit yang memiliki mempunyai prasarana dan fasilitas yang memadai

 

Ambulans; Bukan Sekadar Transportasi Pasien ke RS

Dalam situasi gawat darurat medis, layanan ambulans bisa menjadi penyelamat hidup Anda karena dilengkapi dengan peralatan dan tenaga medis yang handal menuju instalasi gawat darurat secara cepat dan aman.

Kecepatan dan ketepatan penanganan via ambulans dapat menjadi factor penentu untuk bisa mencegah kecacatan atau bahkan kematian yang tidak diinginkan.

Layanan ambulans gawat darurat dilakukan sejak pasien atau keluarga pasien menghubungi No Telp IGD.

Selama menghubungi team UGD, perlu dijelaskan detail nama, usia, no telepon, kondisi pasien dan lokasi sehingga dapat dilakukan pre-assessment sebagai persiapan untuk menjemput  pasien.

Pada umumnya rumah sakit mempunyai standar protocol respon time 3 menit setelah telepon diterima, kemudian keluar untuk menjemput panggilan tersebut secepatnya agar peluang keselamatan pasien dapat tetap terjaga.

Selama perjalanan, tim medis juga akan melakukan komunikasi dengan pihak gawat darurat rumah sakit selama perjalanan untuk memastikan tindakan medis yang sesuai ketika pasien tiba di rumah sakit.

 

Unit Gawat Darurat: Perawatan untuk Stabilisasi Pasien

Setelah sampai di rumah sakit dan ruang unit gawat darurat (UGD), pasien yang datang juga harus melewati proses triase untuk menilai kondisinya.

Dengan begitu, para tenaga medis bisa menentukan tingkat kegawatdaruratan yang dialami korban.

Pasien yang datang tersebut harus melewati proses triase guna menilai kondisi pasien agar mendapatkan perawatan yang tepat.

Pada triase satu dengan kondisi pasien yang terancam jiwanya bahkan kehilangan anggota tubuh, jelas memerlukan intervensi atau tindakan dengan segera.

Pihak keluarga dan pasien sendiri hanya boleh menunggu maksimal lima menit agar segera mendapatkan tindakan medis.

Proses triase tersebut juga dibagi menjadi tiga kategori yang masing-masing memiliki cara penanganan yang jelas berbeda.

Yakni, tergantung dari kondisi dan luka-luka yang dialami oleh pasien tersebut. Begitu pula pada triase dua, dengan kondisi pasien yang juga terancam

jiwanya namun dengan potensi ancaman terhadap fungsi anggota tubuh, juga memerlukan penanganan yang cepat.

Batas waktu bagi keluarga dan pasien untuk mendapatkan pertolongan kurang lebih nol sampai lima menit.

Untuk triase satu hingga dua ini harus ditangani dengan segera, tidak boleh menunggu terlalu lama. Jika tidak, nyawa pasien yang menjadi taruhannya.

Adalah salah besar apabila pasien kecelakaan dengan kondisi triase satu dan dua didiamkan terlalu lama di UGD.

Sementara, pada triase tiga dengan kondisi pasien akut tetapi tidak mendesak (pasien masih dalam kondisi stabil),

tidak ada potensi untuk mengalami perburukan, jelas tidak memerlukan tindakan atau intervensi medis dengan segera.

 

Ambulans & IGD BIMC Siloam Nusa Dua

Dengan komitmen fast response time 3 menit setelah telepon diterima, maka tim gawat darurat responsive BIMC Siloam Nusa Dua

akan ditugaskan segera untuk menjemput panggilan tersebut secepatnya agar peluang keselamatan pasien dapat tetap terjaga.

BIMC Siloam Nusa Dua memiliki 2 unit ambulans sebagai rapid response mobile hospital, yang membawa dokter dan perawat terlatih berikut dengan obat-obatan, peralatan ventilator,

Automated External Defibrilator (AED) serta peralatan vital lainnya untuk melakukan proses stabilisasi pasien selama perjalanan menuju rumah sakit.

Tim medis juga akan melakukan komunikasi dengan pihak gawat darurat rumah sakit selama perjalanan untuk memastikan tindakan medis yang sesuai ketika pasien tiba di rumah sakit.

Di instalasi gawat darurat BIMC Siloam Nusa Dua, kecepatan dan keakuratan tenaga medis juga berperan dalam menentukan outcome dari pasien gawat darurat.

Demi memastikan tingkat kualitas perawatan yang tinggi bagia pasien, pelatihan khusus untuk menangani kegawatdaruratan  baik trauma maupun non trauma diberikan secara berkala kepada team IGD.

Didukung juga dengan special uang siap dan bekerja bahu membahu memastikan perawatan pasien menjadi lebih cepat dan mudah diakses.

Tenaga kegawatdaruratan BIMC Siloam Nusa Dua telah tersertifikasi dengan pelatihan khusus.

Setiap dua tahun sekali tim medis gawat darurat mendapatkan pelatihan EMT dan melakukan mock drill secara regular untuk melatih kesiapan penanganan keadaan gawat darurat medis.(rba)

 

DENPASAR – Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan dapat pula menimpa siapa saja. Umumnya, kecelakaan pun menjadi penyebab utama tingginya angka kematian.

Berdasar data, sekitar 80 persen orang yang mengalami kecelakaan biasanya akan mengalami gangguan sistem musculoskeletal, dan kurang lebih 50 persen meninggal di pada saat kecelakaan atau beberapa menit setelah kecelakaan.

Di Indonesia, penyebab kematian akibat trauma dan perdarahan tercatat lebih dari 30 persen, dimana kebanyakan disebabkan oleh penanganan kegawatdaruratan yang kurang cepat dan tidak tepat.

Oleh karena itu sangat penting bagi korban kecelakaan untuk sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit yang memiliki sarana memadai termasuk ambulans sebagai saranan transportasi pasien ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

Besarnya angka trauma atau kematian akibat kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh pertolongan yang kurang tepat dan cepat.

Itulah sebabnya, penting sekali bagi korban kecelakaan untuk secepatnya dibawa ke rumah sakit yang memiliki mempunyai prasarana dan fasilitas yang memadai

 

Ambulans; Bukan Sekadar Transportasi Pasien ke RS

Dalam situasi gawat darurat medis, layanan ambulans bisa menjadi penyelamat hidup Anda karena dilengkapi dengan peralatan dan tenaga medis yang handal menuju instalasi gawat darurat secara cepat dan aman.

Kecepatan dan ketepatan penanganan via ambulans dapat menjadi factor penentu untuk bisa mencegah kecacatan atau bahkan kematian yang tidak diinginkan.

Layanan ambulans gawat darurat dilakukan sejak pasien atau keluarga pasien menghubungi No Telp IGD.

Selama menghubungi team UGD, perlu dijelaskan detail nama, usia, no telepon, kondisi pasien dan lokasi sehingga dapat dilakukan pre-assessment sebagai persiapan untuk menjemput  pasien.

Pada umumnya rumah sakit mempunyai standar protocol respon time 3 menit setelah telepon diterima, kemudian keluar untuk menjemput panggilan tersebut secepatnya agar peluang keselamatan pasien dapat tetap terjaga.

Selama perjalanan, tim medis juga akan melakukan komunikasi dengan pihak gawat darurat rumah sakit selama perjalanan untuk memastikan tindakan medis yang sesuai ketika pasien tiba di rumah sakit.

 

Unit Gawat Darurat: Perawatan untuk Stabilisasi Pasien

Setelah sampai di rumah sakit dan ruang unit gawat darurat (UGD), pasien yang datang juga harus melewati proses triase untuk menilai kondisinya.

Dengan begitu, para tenaga medis bisa menentukan tingkat kegawatdaruratan yang dialami korban.

Pasien yang datang tersebut harus melewati proses triase guna menilai kondisi pasien agar mendapatkan perawatan yang tepat.

Pada triase satu dengan kondisi pasien yang terancam jiwanya bahkan kehilangan anggota tubuh, jelas memerlukan intervensi atau tindakan dengan segera.

Pihak keluarga dan pasien sendiri hanya boleh menunggu maksimal lima menit agar segera mendapatkan tindakan medis.

Proses triase tersebut juga dibagi menjadi tiga kategori yang masing-masing memiliki cara penanganan yang jelas berbeda.

Yakni, tergantung dari kondisi dan luka-luka yang dialami oleh pasien tersebut. Begitu pula pada triase dua, dengan kondisi pasien yang juga terancam

jiwanya namun dengan potensi ancaman terhadap fungsi anggota tubuh, juga memerlukan penanganan yang cepat.

Batas waktu bagi keluarga dan pasien untuk mendapatkan pertolongan kurang lebih nol sampai lima menit.

Untuk triase satu hingga dua ini harus ditangani dengan segera, tidak boleh menunggu terlalu lama. Jika tidak, nyawa pasien yang menjadi taruhannya.

Adalah salah besar apabila pasien kecelakaan dengan kondisi triase satu dan dua didiamkan terlalu lama di UGD.

Sementara, pada triase tiga dengan kondisi pasien akut tetapi tidak mendesak (pasien masih dalam kondisi stabil),

tidak ada potensi untuk mengalami perburukan, jelas tidak memerlukan tindakan atau intervensi medis dengan segera.

 

Ambulans & IGD BIMC Siloam Nusa Dua

Dengan komitmen fast response time 3 menit setelah telepon diterima, maka tim gawat darurat responsive BIMC Siloam Nusa Dua

akan ditugaskan segera untuk menjemput panggilan tersebut secepatnya agar peluang keselamatan pasien dapat tetap terjaga.

BIMC Siloam Nusa Dua memiliki 2 unit ambulans sebagai rapid response mobile hospital, yang membawa dokter dan perawat terlatih berikut dengan obat-obatan, peralatan ventilator,

Automated External Defibrilator (AED) serta peralatan vital lainnya untuk melakukan proses stabilisasi pasien selama perjalanan menuju rumah sakit.

Tim medis juga akan melakukan komunikasi dengan pihak gawat darurat rumah sakit selama perjalanan untuk memastikan tindakan medis yang sesuai ketika pasien tiba di rumah sakit.

Di instalasi gawat darurat BIMC Siloam Nusa Dua, kecepatan dan keakuratan tenaga medis juga berperan dalam menentukan outcome dari pasien gawat darurat.

Demi memastikan tingkat kualitas perawatan yang tinggi bagia pasien, pelatihan khusus untuk menangani kegawatdaruratan  baik trauma maupun non trauma diberikan secara berkala kepada team IGD.

Didukung juga dengan special uang siap dan bekerja bahu membahu memastikan perawatan pasien menjadi lebih cepat dan mudah diakses.

Tenaga kegawatdaruratan BIMC Siloam Nusa Dua telah tersertifikasi dengan pelatihan khusus.

Setiap dua tahun sekali tim medis gawat darurat mendapatkan pelatihan EMT dan melakukan mock drill secara regular untuk melatih kesiapan penanganan keadaan gawat darurat medis.(rba)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/