29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:33 AM WIB

Usung #2019 Ganti Legislatif, Ini Target Partai Keluarga Cendana…

KUTA – DPW Partai Berkarya Provinsi Bali menggelar konsolidasi dan silaturahmi menyambut Pemilu 2019 di Hotel New Kuta, Pecatu, kemarin.

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso membuka susunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya periode 2016-2021 yang diisi sederet nama beken.

Kepada ratusan kader se-Bali, pria yang kepindahannya ke Partai Berkarya membuat kaget Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung itu menyebut nama jajaran majelis tinggi Partai Berkarya yang diisi para jenderal berbintang.

Antara lain, Mayjen (Purn) Muchdi PR, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, Brigjen TNI (Purn) Tajuddin M. Noor, Mayjen TNI (Purn) Andi Ibrahim Saleh, dan Irjen Pol (Purn) Basir Barmawi.

Tokoh Nahdatul Ulama Dr. KH. M. Hasib Wahab Hasbulah juga merapat ke Partai Berkarya.

“Target kami untuk DPR RI 80 kursi. Untuk Dapil Bali kami menargetkan minimal 1 kursi. DPRD kabupaten/kota masing-masing

dapil 3 kursi yang diikhtiarkan. Tagar yang ingin kami viralkan adalah #2019 Ganti Legislatif,” ucap Priyo Budi Santoso kemarin.

Menyongsong Pilpres 2019, politisi senior tersebut menyebut kalimat belum tertarik. Menurutnya, partai yang digawangi keluarga Cendana, Hutomo Mandala Putra ini belum memutuskan akan berlabuh

ke Joko Widodo (petahana) atau Prabowo yang baru-baru ini dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Partai Gerindra.

“Mengenai Pilpres kami belum tertarik. Kami belum memutuskan. Partai Berkarya sedang konsentrasi untuk memviralkan tagar #2019 Ganti Legislatif,” tandasnya.

Tagar dimaksud lahir merespons situasi politik di dalam negeri yang sangat memprihatinkan. “Kita prihatin dan sedih karena tingkah polah parlemen yang sedemikian rupa.

Para pemimpin politik di parlemen, baik di DPR RI, provinsi, dan kabupaten/kota mengalami demoralisasi. Semakin tidak tersalurkan aspirasi masyarakat.

Kecenderungan parlemen diam. Tidak secara lantang menyuarakan aspirasi rakyat,” ungkap politisi dari Jawa Timur ini.

Bila masyarakat luas memberikan kepercayaan, diakui Priyo, Partai Berkarya berkomitmen menyiapkan tenaga-tenaga baru yang fresh maupun veteran-veteran andal untuk bersama-sama mengabdi demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Menariknya, saat ditanyai apakah ke depan Partai Berkarya akan berada di bawah bayang-bayang Partai Golongan Karya (Golkar) dia menegaskan bahwa platform Berkarya beda-beda tipis dengan partai nasionalis lainnya seperti Golkar.

“Yang membedakan ialah ketua umum dan pemimpin tertinggi kami adalah trah murni Soeharto. Itu yang membedakan.

Golkar konon katanya dekat dan memperjuangkan Pak Harto. Kalau kami ketua umumnya memang trah pendiri Golkar,” tegasnya. 

KUTA – DPW Partai Berkarya Provinsi Bali menggelar konsolidasi dan silaturahmi menyambut Pemilu 2019 di Hotel New Kuta, Pecatu, kemarin.

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso membuka susunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya periode 2016-2021 yang diisi sederet nama beken.

Kepada ratusan kader se-Bali, pria yang kepindahannya ke Partai Berkarya membuat kaget Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung itu menyebut nama jajaran majelis tinggi Partai Berkarya yang diisi para jenderal berbintang.

Antara lain, Mayjen (Purn) Muchdi PR, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, Mayjen TNI (Purn) Syamsu Djalal, Brigjen TNI (Purn) Tajuddin M. Noor, Mayjen TNI (Purn) Andi Ibrahim Saleh, dan Irjen Pol (Purn) Basir Barmawi.

Tokoh Nahdatul Ulama Dr. KH. M. Hasib Wahab Hasbulah juga merapat ke Partai Berkarya.

“Target kami untuk DPR RI 80 kursi. Untuk Dapil Bali kami menargetkan minimal 1 kursi. DPRD kabupaten/kota masing-masing

dapil 3 kursi yang diikhtiarkan. Tagar yang ingin kami viralkan adalah #2019 Ganti Legislatif,” ucap Priyo Budi Santoso kemarin.

Menyongsong Pilpres 2019, politisi senior tersebut menyebut kalimat belum tertarik. Menurutnya, partai yang digawangi keluarga Cendana, Hutomo Mandala Putra ini belum memutuskan akan berlabuh

ke Joko Widodo (petahana) atau Prabowo yang baru-baru ini dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Partai Gerindra.

“Mengenai Pilpres kami belum tertarik. Kami belum memutuskan. Partai Berkarya sedang konsentrasi untuk memviralkan tagar #2019 Ganti Legislatif,” tandasnya.

Tagar dimaksud lahir merespons situasi politik di dalam negeri yang sangat memprihatinkan. “Kita prihatin dan sedih karena tingkah polah parlemen yang sedemikian rupa.

Para pemimpin politik di parlemen, baik di DPR RI, provinsi, dan kabupaten/kota mengalami demoralisasi. Semakin tidak tersalurkan aspirasi masyarakat.

Kecenderungan parlemen diam. Tidak secara lantang menyuarakan aspirasi rakyat,” ungkap politisi dari Jawa Timur ini.

Bila masyarakat luas memberikan kepercayaan, diakui Priyo, Partai Berkarya berkomitmen menyiapkan tenaga-tenaga baru yang fresh maupun veteran-veteran andal untuk bersama-sama mengabdi demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Menariknya, saat ditanyai apakah ke depan Partai Berkarya akan berada di bawah bayang-bayang Partai Golongan Karya (Golkar) dia menegaskan bahwa platform Berkarya beda-beda tipis dengan partai nasionalis lainnya seperti Golkar.

“Yang membedakan ialah ketua umum dan pemimpin tertinggi kami adalah trah murni Soeharto. Itu yang membedakan.

Golkar konon katanya dekat dan memperjuangkan Pak Harto. Kalau kami ketua umumnya memang trah pendiri Golkar,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/