28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:51 AM WIB

Larang Warga di Luar Desa Pulkam, Sembako Dipenuhi Lewat Posko

Wabah virus corona di Bali kian menyebar. Salah satunya Tabanan. Data per tanggal 29 Maret 2020, 525 orang Orang Dalam Pengawasan (ODP), atau bertambah 68 orang dari jumlah ODP di tanggal 28 Maret lalu.

Berbagai upaya dilakukan untuk pencegahan. Salah satunya yang dilakukan Banjar Adat Sarin Buana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg, yang menerapkan isolasi mandiri untuk seluruh warganya.

 

ZULFIKA RAHMAN, Tabanan

PENCEGAHAN yang dilakukan Desa Adat Sarin Buana bisa menjadi contoh dalam menghalau penyebaran Covid-19.

Para warganya sepakat untuk melakukan isolasi mandiri yang sudah dimulai sejak Jumat (27/3) lalu hingga 7 April mendatang. 

Bendesa Adat Sarin Buana, I Gede Saputra Giri, mengungkapkan, isolasi yang dilakukan warganya itu sejauh ini baru dilakukan oleh satu banjar saja yakni banjar dinas Sarin Buana dan desa adat Sarin Buana.

Langkah isolasi mandiri ini dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19 di lingkungan desa tersebut.

“Ini sebagai langkah kesadaran para warga kami juga, tujuannya untuk pencegahan dan pendeteksian Covid-19 di wilayah desa kami,” ujar I Gede Saputra Giri.

Penerapan isolasi mandiri yang dilakukan selama dua minggu ini mengacu masa inkubasi virus corona selama dua minggu.

Namun untuk warganya yang bekerja di luar desa, pihaknya memberikan surat pengantar kepada pimpinan perusahaan untuk bisa melakukan kerja di rumah atau work from home (WFH).

“Tapi kalau mereka harus bekerja kami sarankan untuk tinggal ngekos, dan tidak boleh pulang sebelum masa isolasi selesai atau tanggal 7 April itu,” terangnya.

Selama menjalani masa isolasi, warga melakukan aktivitas di rumah saja dan membatasi diri untuk berinteraksi dengan warga lain.

Untuk memenuhi kebutuhan pokok warga, pihak desa juga telah menyiapkan solusi dengan membuat posko penjualan sembako yang dipusatkan di balai banjar dinas Sarin Buana.

“Harganya normal, posko ini kami sediakan selama masa isolasi mandiri dilakukan. Waktu buka juga kami batasi hanya buka dari jam 7 pagi sampai jam 9 pagi setiap hari.

Memang harus antri, tapi kami atur jarak antrean warga tidak boleh membeli kebutuhan melebihi ketentuan yang sudah kita buatkan,” terang Saputra.

Ketentuannya pembelian bahan pokok ini misalny kebutuhan beras 15 kg per KK untuk 12 hari, telur 10 butir, gula, garam 1 kg per KK per hari,

susu anak-anak sesuai kebutuhan, bawang 1 kg per KK per hari, mie instan 10 bungkus per KK per hari, dan minyak goreng 1 liter per KK, per hari. 

Saat kebijakan ini akan diterapkan, kata dia, memang ada warga yang kurang setuju namun setelah diberikan pengertian warga menjadi paham dan setuju jika isolasi mandiri diterapkan.

Apalagi ini dilakukan demi kesehatan dan keselamatan warga. “Hal yang paling poin kita selalu sampaikan bahwa keputusan ini di ambil untuk kesalamatan kita semua, tidak ada kepentingan apapun,” imbuhnya.

Kendatipun semua warga telah setuju, namun pihaknya tetap menyiapkan sanksi bagi yang melanggar.

Hanya saja ia lebih menekankan pada pengawasan  dan memperketat penjagaan saja. “Tetapi kebetulan daerah kami berada paling ujung sehingga agak lebih gampang dalam pengawasan,” tandasnya. (*)

 

 

Wabah virus corona di Bali kian menyebar. Salah satunya Tabanan. Data per tanggal 29 Maret 2020, 525 orang Orang Dalam Pengawasan (ODP), atau bertambah 68 orang dari jumlah ODP di tanggal 28 Maret lalu.

Berbagai upaya dilakukan untuk pencegahan. Salah satunya yang dilakukan Banjar Adat Sarin Buana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg, yang menerapkan isolasi mandiri untuk seluruh warganya.

 

ZULFIKA RAHMAN, Tabanan

PENCEGAHAN yang dilakukan Desa Adat Sarin Buana bisa menjadi contoh dalam menghalau penyebaran Covid-19.

Para warganya sepakat untuk melakukan isolasi mandiri yang sudah dimulai sejak Jumat (27/3) lalu hingga 7 April mendatang. 

Bendesa Adat Sarin Buana, I Gede Saputra Giri, mengungkapkan, isolasi yang dilakukan warganya itu sejauh ini baru dilakukan oleh satu banjar saja yakni banjar dinas Sarin Buana dan desa adat Sarin Buana.

Langkah isolasi mandiri ini dilakukan untuk memutus penyebaran Covid-19 di lingkungan desa tersebut.

“Ini sebagai langkah kesadaran para warga kami juga, tujuannya untuk pencegahan dan pendeteksian Covid-19 di wilayah desa kami,” ujar I Gede Saputra Giri.

Penerapan isolasi mandiri yang dilakukan selama dua minggu ini mengacu masa inkubasi virus corona selama dua minggu.

Namun untuk warganya yang bekerja di luar desa, pihaknya memberikan surat pengantar kepada pimpinan perusahaan untuk bisa melakukan kerja di rumah atau work from home (WFH).

“Tapi kalau mereka harus bekerja kami sarankan untuk tinggal ngekos, dan tidak boleh pulang sebelum masa isolasi selesai atau tanggal 7 April itu,” terangnya.

Selama menjalani masa isolasi, warga melakukan aktivitas di rumah saja dan membatasi diri untuk berinteraksi dengan warga lain.

Untuk memenuhi kebutuhan pokok warga, pihak desa juga telah menyiapkan solusi dengan membuat posko penjualan sembako yang dipusatkan di balai banjar dinas Sarin Buana.

“Harganya normal, posko ini kami sediakan selama masa isolasi mandiri dilakukan. Waktu buka juga kami batasi hanya buka dari jam 7 pagi sampai jam 9 pagi setiap hari.

Memang harus antri, tapi kami atur jarak antrean warga tidak boleh membeli kebutuhan melebihi ketentuan yang sudah kita buatkan,” terang Saputra.

Ketentuannya pembelian bahan pokok ini misalny kebutuhan beras 15 kg per KK untuk 12 hari, telur 10 butir, gula, garam 1 kg per KK per hari,

susu anak-anak sesuai kebutuhan, bawang 1 kg per KK per hari, mie instan 10 bungkus per KK per hari, dan minyak goreng 1 liter per KK, per hari. 

Saat kebijakan ini akan diterapkan, kata dia, memang ada warga yang kurang setuju namun setelah diberikan pengertian warga menjadi paham dan setuju jika isolasi mandiri diterapkan.

Apalagi ini dilakukan demi kesehatan dan keselamatan warga. “Hal yang paling poin kita selalu sampaikan bahwa keputusan ini di ambil untuk kesalamatan kita semua, tidak ada kepentingan apapun,” imbuhnya.

Kendatipun semua warga telah setuju, namun pihaknya tetap menyiapkan sanksi bagi yang melanggar.

Hanya saja ia lebih menekankan pada pengawasan  dan memperketat penjagaan saja. “Tetapi kebetulan daerah kami berada paling ujung sehingga agak lebih gampang dalam pengawasan,” tandasnya. (*)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/