28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:57 AM WIB

Banjir Terjang Pejarakan, Jalur Singaraja-Gilimanuk Lumpuh Berjam-jam

GEROKGAK – Hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Pejarakan, Gerokgak, Selasa kemarin (3/3), menyebabkan sebagian wilayah Desa Pejarakan terendam banjir.

Banjir juga mengakibatkan genangan pada teras dan halaman rumah warga. Parahnya karena volume air yang tinggi dan deras ruas jalan Singaraja-Gilimanuk juga terendam banjir.

Akibatnya jalan tersebut lumpuh berjam-jam tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun empat.   

Kepala Desa Pejarakan Made Astawa mengatakan, banjir terjadi sekitar pukul 15.30 setelah wilayah Desa Pejarakan guyur hujan deras.

Air bah muncul awal dari arah hulu (selatan) membawa material lumpur dan potongan kayu. Material tersebut tersangkut pada jembatan dan gorong-gorong, membuat saluran air tertutup.

Selain itu, terjadi luapan air besar sehingga banjir terjadi. “Lokasi banjir berada di Banjar Dinas Sandi Kertha, Goris Asri, Goris Pasar dan Banjar Dinas Banyuwedang.

Air bah bahkan masuk ke teras dan halaman rumah warga. Sekitar 15 rumah yang terkena banjir,” ungkap Made Astawa.

Selain itu, banjir juga merendam akses jalan Singaraja-Gilimanuk sepanjang 300 meter. Lokasi berada didepan kuburan Hindu sampai lokasi kuburan muslim dengan ketinggian air 30 – 50 cm atau setinggi betis orang dewasa.

Banjir juga terjadi didepan kantor desa. Luapan air banjir meredam jalan bercampur lumpur. “Ruas Jalan Singaraja-Gilimanuk sempat lumpuh sekitar 2 jam lebih akibat banjir tersebut sehingga mengalami kemacetan,” ucapnya.

Dampak lain akibat banjir tersebut juga mengakibatkan empat 4 tembok rumah warga ambruk setelah dihantam banjir.

“Kerugian materi dari ambruknya tembok rumah warga kami belum hitung, karena kelian banjar dinas masih mendata saat ini,” ujarnya.

Made Astawa mengaku hampir dua tahun lebih tidak pernah terjadi banjir seperti ini desanya. Namun kali ini kembali terjadi.

Padahal, saluran air yang berada di pinggir jalan sudah dilakukan perbaikan oleh dinas terkait. Saat ini air sudah berangsur-angsur surut seiring meredanya hujan di kawasan perbukitan selatan desa.

Warga sudah melakukan pembersihan kayu-kayu yang tersangkut di gorong-gorong. “Untuk di jembatan belum kami lakukan pembersihan, mengingat kondisi air begitu deras dan pembersihan

material dari banjir membutuhkan bantuan alat berat. Kejadian ini kami sudah laporkan ke pemerintah daerah agar segera dapat ditangani,” tandasnya. 

GEROKGAK – Hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Pejarakan, Gerokgak, Selasa kemarin (3/3), menyebabkan sebagian wilayah Desa Pejarakan terendam banjir.

Banjir juga mengakibatkan genangan pada teras dan halaman rumah warga. Parahnya karena volume air yang tinggi dan deras ruas jalan Singaraja-Gilimanuk juga terendam banjir.

Akibatnya jalan tersebut lumpuh berjam-jam tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun empat.   

Kepala Desa Pejarakan Made Astawa mengatakan, banjir terjadi sekitar pukul 15.30 setelah wilayah Desa Pejarakan guyur hujan deras.

Air bah muncul awal dari arah hulu (selatan) membawa material lumpur dan potongan kayu. Material tersebut tersangkut pada jembatan dan gorong-gorong, membuat saluran air tertutup.

Selain itu, terjadi luapan air besar sehingga banjir terjadi. “Lokasi banjir berada di Banjar Dinas Sandi Kertha, Goris Asri, Goris Pasar dan Banjar Dinas Banyuwedang.

Air bah bahkan masuk ke teras dan halaman rumah warga. Sekitar 15 rumah yang terkena banjir,” ungkap Made Astawa.

Selain itu, banjir juga merendam akses jalan Singaraja-Gilimanuk sepanjang 300 meter. Lokasi berada didepan kuburan Hindu sampai lokasi kuburan muslim dengan ketinggian air 30 – 50 cm atau setinggi betis orang dewasa.

Banjir juga terjadi didepan kantor desa. Luapan air banjir meredam jalan bercampur lumpur. “Ruas Jalan Singaraja-Gilimanuk sempat lumpuh sekitar 2 jam lebih akibat banjir tersebut sehingga mengalami kemacetan,” ucapnya.

Dampak lain akibat banjir tersebut juga mengakibatkan empat 4 tembok rumah warga ambruk setelah dihantam banjir.

“Kerugian materi dari ambruknya tembok rumah warga kami belum hitung, karena kelian banjar dinas masih mendata saat ini,” ujarnya.

Made Astawa mengaku hampir dua tahun lebih tidak pernah terjadi banjir seperti ini desanya. Namun kali ini kembali terjadi.

Padahal, saluran air yang berada di pinggir jalan sudah dilakukan perbaikan oleh dinas terkait. Saat ini air sudah berangsur-angsur surut seiring meredanya hujan di kawasan perbukitan selatan desa.

Warga sudah melakukan pembersihan kayu-kayu yang tersangkut di gorong-gorong. “Untuk di jembatan belum kami lakukan pembersihan, mengingat kondisi air begitu deras dan pembersihan

material dari banjir membutuhkan bantuan alat berat. Kejadian ini kami sudah laporkan ke pemerintah daerah agar segera dapat ditangani,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/