SINGARAJA – Sebanyak 45 sekolah di Kabupaten Buleleng, digelontor buku bacaan untuk koleksi di perpustakaan.
Tambahan buku bacaan itu diharapkan makin meningkatkan minat baca pada siswa.
Terlebih kini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng tengah menggenjot gerakan literasi sekolah.
Total ada 2.624 eksemplar buku yang terdiri atas 865 judul buku yang dibagikan ke sekolah-sekolah.
Buku itu dibeli menggunakan dana APBD yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Total dana yang disiapkan pemerintah mencapai Rp 2,2 miliar. Namun setelah dilakukan tender, dana yang digunakan hanya Rp 1,7 miliar.
Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa mengatakan, buku-buku naskah yang dibeli itu, akan dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan.
“Bukunya macam-macam.
Ada referensi, pengayaan, buku cerita, termasuk pengayaan dan referensi bagi guru juga ada. Nanti buku-buku itu bisa dibaca di perpustakaan,” kata Suyasa.
Suyasa menyatakan pemerintah pun tak sembarangan melakukan pengadaan. Hanya buku-buku yang masuk Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang bisa dibeli. Buku itu juga telah mengantongi nomor standar buku internasional (ISBN) dan hasil cetakan terbaru.
Meski begitu, Suyasa tak menampik ada beberapa buku yang memang tak tercantum dalam pusat kurikulum.
“Itu sifatnya muatan lokal. Seperti buku agama, itu kan nggak ada. Rujukannya ya ke SK gubernur. Kalau di SK gubernur ada, ya kami beli,” imbuhnya.
Rencananya tahun depan, akan ada 45 sekolah lagi yang mendapat bantuan buku naskah. D
engan catatan, sekolah-sekolah itu harus memiliki gedung perpustakaan lebih dulu.
Sayangnya kini masih ada 127 sekolah dasar di Buleleng yang belum memiliki gedung perpustakaan.
Bila anggaran memadai, Disdikpora Buleleng berencana menghapus beberapa mess guru untuk dimanfaatkan sebagai gedung perpustakaan.